Ambon, harianmaluku.com - PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) berhasil menghadirkan listrik 24 jam di delapan lokasi di Maluku. Delapan lokasi yang akhirnya mendapatkan pelayanan listrik 24 jam ini, yakni; Geser, Ondor, Kesui, Kiandarat, Olong, Serwawu, Kur, dan Jerol. Desa-desa ini tersebar di Kabupaten SBB, Maluku Tengah, Kota Tual, Maluku Tenggara, hingga Saumlaki.
Diketahui sebelumya, delapan desa ini
memiliki akses layanan energi listrik hanya 12 jam sehari. Hal ini pun diapresiasi Gubernur Maluku terpilih, Hendrik Lewerissa.
Kata Hendrik, berkat kerja keras, komitmen dan sinergitas yang selama ini dibangun PLN UIW MMU akhirnya membawa terang bagi Desa-desa yang hidup dengan harapan akses listrik penuh seharian.
"Kami sangat berterima kasih kepada PLN dan Kementerian ESDM RI atas upaya dan kerja kerasnya sehingga dapat mewujudkan pengoperasian listrik 24 jam. Tentu hal ini tidak mudah, sehingga kita semua patut mengapresiasi kinerja ini. Tentu ini akan kami dorong juga kalau bisa semua desa yang tersebar di Maluku ini bisa teraliri listrik 24 jam. Namun, hal ini membutuhkan proses termasuk waktu, komitmen dan sinergitas yang baik dengan berbagai stakeholders.
Hingga akhir 2024 ini, PLN UIW MMU
menunjukkan semua progres itu dimana
delapan desa di Maluku ini bisa menikmati pelayanan listrik 24 jam, yang mana sebelumnya hanya 12 jam," ucap Hendrik.
Menurut Hendrik sebagai Gubernur
terpilih periode 2025-2030, dengan akses listrik yang memadai dapat mendorong peningkatan perekonomian Maluku.
Kata dia, sektor unggulan yang dimiliki Maluku di antaranya adalah laut dan perikanan. Pemanfaatan energi listrik untuk mengelola sektor unggulan ini dapat mendorong pertumbuhan perekonomian, terutama di Desa-desa tersebut.
"Sebut saja kita punya Kepulauan Kei.
Potensi laut dan perikanannya luar
biasa. Kehadiran listrik akan mendorong
mengelola sumber daya ini, namun tetap
butuh pendampingan dan evaluasi secara kontinyu hingga bisa menjadi desa mandiri secara ekonomi," sebutnya.
Di sisi lain potensi wisata yang mumpuni diyakininya dapat membuka peluang perputaran perekonomian yang menjanjikan bagi masyarakat. Untuk bisa menggaet sebanyak-banyaknya turis.
Lanjut Hendrik, diperlukan fasilitas yang memadai. Membangun homestay misalnya, dibutuhkan sambungan listrik yang memadai.
"Kedepannya ide-ide ini perlu
dikembangkan dan ditindaklanjuti di tingkat Desa, dengan pengawalan Pemerintah, juga dukungan listrik PLN," ujarnya.
General Manager PLN UIW MMU, Awat
Tuhuloula menyebutkan, program-program PLN dapat dimanfaatkan untuk memajukan
berbagai sektor di Maluku. Misalnya, untuk pariwisata itu sendiri, ada program PLN Electrifying Tourism.
"Program ini berfokus pada peluang akses listrik bagi pelaku-pelaku usaha di bidang pariwisata. Melihat berbagai potensi Maluku ini, kami akan berupaya tetap kawal dari sisi kelistrikan," sambut Awat.
Adapun selain delapan desa di Maluku, PLN UIW MMU juga secara serentak meresmikan penyalaan listrik 24 jam di dua desa di Provinsi Maluku Utara. Dua desa itu yakni Desa Wasileo dan Desa Dama.
Kehadiran listrik 24 jam ini ditandai dengan peresmian secara serentak di beberapa Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) dibawah wilayah kerja PLN UIW MMU pada Jumat (27/12/2024).
Awat menyebutkan, sebanyak 18.562
pelanggan yang tersebar di 10 desa itu akan merasakan layanan listrik 24 jam. Langkah ini merupakan komitmen nyata PLN dalam menyediakan listrik yang berkeadilan bagi masyarakat, termasuk kawasan Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
"Jelang Tahun Baru 2025, PLN UIW MMU resmi meningkatkan layanan listrik dari 12 jam ke 24 jam bagi masyarakat di 10 Desa. Hal ini merupakan bagian dari komitmen
Kami dalam menghadirkan listrik, terutama di wilayah 3T," tutur Awat.