Langgur, harianmaluku.com - Penanganan Stunting menjadi fokus dan perhatian serius dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara guna menekan prevelensi Stunting di daerah.
"Iya, jadi yang paling fokus pertama pasti penanganan Stunting karena Stunting itu disamping masalah nasional juga di Maluku Tenggara," kata Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tenggara Muhsin Rahayaan diruang kerjanya Rabu, (12/2/2025).
Stunting di Kabupaten Maluku Tenggara kata Muhsin masih di angka 15,68 persen. Untuk itu, Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan terus berupaya menggenjot prevelensi Stunting sesuai dengan standar nasional.
Selain Stunting, Dinas Kesehatan juga fokus pada pencapaian standar minimal dibidang kesehatan yang wajib untuk dilaksanakan 12 SPM.
Kemudian yang lainnya seperti program unggulan Dinas Kesehatan adalah revitalisasi dan peningkatan kapasitas Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas.
"Jadi Pustu-pustu yang sempat rusak ada beberapa yang kita perbaiki ditahun 2025 karena Pustu ini dia mendukung yang disebut dengan integrasi pelayanan primer," ungkapnya.
Adapun program yang menjadi prioritas dari Dinas Kesehatan adalah lebih pada operasionalisasi Rumah Sakit Pratama Elat.
Dikatakan bahwa Rumah Sakit Pratama Elat terkendala jariangan listrik, air bersih dan mobiler sehingga belum dapat dioperasionalkan. Tetapi melalui APBD 2025 dirinya berharap sesegera mungkin dioperasionalkan untuk melayani masyarakat di Pulau Kei Besar.
"Dengan hadirnya Rumah Sakit Pratama ini mudah-mudahan dia menjawab akses dan rentang kendali pelayanan kesehatan khususnya di Pulau Kei Besar," harapnya.
Untuk rencana peresmian Rumah Sakit Pratama Elat, Rahayaan menyebut belum dapat memastikan waktunya. Pihaknya lebih fokus menyelesaikan infrastruktur dan sarana prasarana terlebih dahulu.
"Nanti katong lihat ketiga infrastrukturnya sarana prasarananya sudah siap dalam hal mobiler yang tadi saya bilang itu baru pasti sesegera mungkin dioperasionalkan," imbuhnya.
Terkait tenaga kesehatan yang akan ditempatkan di Rumah Sakit Pratama Elat, menurut Rahayaan tidak ada kesulitan karena ada tenaga kesehatan daerah yang siap distribusi dan ditetapkan Bupati untuk langsung di mutasi.
"Yang paling repot itu kan penyajian intalasi listrik, air mobiler itu kan butuh proses waktu juga kemudian ada syaratnya itu musti ada visitasi dari pemerintah provinsi maupun dari kementerian kesehatan," pungkasnya.