Dihari pertama launching Cek Kesehatan Gratis (CKG) itu, Liesye mengaku pelayanan kesehatan difokuskan untuk melayani seluruh pasien yang berulang tahun.
"Peserta yang berulang tahun untuk ketersediaannya sudah ada, kami sudah melakukan permintaan di gudang formasi. Jadi untuk persediaannya ada lengkap, mungkin nanti ada sedikit yang mungkin kurang yang tadi sudah disampaikan oleh Kepala Dinas terkait alkes," katanya di Langgur Kamis, (20/3)
"Jadi nanti disesuaikan dengan alkes yang ada di puskesmas. Tapi untuk ketersediaannya ada," sambungnya.
Liesye menuturkan, untuk SDM-nya Puskesmas Kolser terdapat 9 jenis SDM-nya yang ada dan lengkap yang mana melibatkan semua tenaga kesehatan yang ada.
"Kalau untuk pengobatan dan pelayanannya sendiri itu kita bisa sinkronkan dengan integrasi layanan primer ILP sendiri. Jadi ada dokter, ada perawat, ada bidan, ada analis, ada apoteker, ada farmasi, ada administrasi, ada dokter gigi dan perawat gigi juga untuk sarana-prasarana penunjangnya ada," jelas Renjaan.
Terkait dengan pelayanan CKG di wilayah Puskesmas Kolser, Elisabeth mengaku belum dapat melayani Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesdes. Pasalnya, pihaknya masih berfokus di Puskesmas dengan melibatkan stafnya.
"Jadi masih berpusat di Puskesmas untuk pelayanan Kesehatan gratis ini. Nanti mungkin sekitar bulan Juni atau Juli sesuai sambutan kepala dinas, itu nanti untuk yang berulang tahun di anak-anak sekolah, dengan sasaran anak-anak sekolah yang akan dilakukan di bulan Juni-Juli, ajaran tahun, ajaran baru," ujar Liesye.
Kemudian, lanjut dia untuk pelayanan integrasi sendiri sudah berjalan di tahun 2024. Pelayanan integrasi ini berawal dari Posyandu, Pustu dan Puskesmas.
"Jadi, mungkin bisa dilihat sendiri sudah ada banyak perubahan dari pelayanan integrasi ini. Bukan lagi bersumber pada program-program tapi dia sumbernya dari siklus hidup di Posyandu maupun juga sumbernya dari siklus hidup sudah ada lagi posyandu bayi balita atau ibu hamil yang dulu-dulu bilangnya. Jadi sekarang mulai dari ibu hamil, bayi sampai lansia terintegrasi kegiatan posyandu maupun di puskesmas," kata Liesye.
Untuk kendalanya, sendiri mungkin lebih ke puskesmas tidak ada kendala, tetapi lebihnya ke Posyandu yang kendalanya, yaitu ketika dilakukan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Posyandu.
"Kendalanya, karena ada beberapa Ohoi yang mungkin kurang mendukung, terus ada juga sistem administrasi Ohoi juga tidak lengkap. Itu juga kendala buat kami, karena didalam posyandu sendiri harus dilangkah satu, harus semua sasaran pokok harus ada teregistrasi di langkah satu. Itu kendala kami yang ada di langkah satu. Kalau yang lainnya semuanya seperti biasa, tidak ada kendala," imbuhnya.
Dikatakan, wilayah kerja Puskesmas Kolser terdiri dari delapan desa dengan sembilan posyandu. Kolser punya dua posyandu, yang lainnya satu-satu.
"Poskesdes disini ada 2, poskesdes Loon sama Poskesdes Ohoider atas sedangkan Pustu itu ada 4 di Letman, Dunwahan, Kelanit sama Ohoidertawun," ungkapnya.
Dihari pertama launching pelayanan kesehatan gratis (CKG) dihari ulang tahun itu, puluhan pasien telah mendaftar.
"Untuk pasien yang terdaftar sendiri berjumlah 36 orang, screening mandiri sudah dilakukan semua dari Ohoi Kelanit 16 orang, dari Ohoi Sitniohoi ada 5 orang, ada Ohoi Kolser 6 orang, sisanya ada dari petugas juga disini yang berulang tahun," sebutnya.
Dirinya berharap, seluruh masyarakat bisa mencegah diri sejak di dengan mengecek kesehatannya secara berkala di Pusat Pelayanan terdekat.
"Yang ingin saya sampaikan ke masyarakat kita mencegah sejak dini, jangan tunggu sakit baru cari puskesmas, karena kesehatan itu penting, kalau dirasakan penting jadikan kesehatan itu sebagai prioritas," pungkasnya.
